MAKALAH BANGUNAN BERSEJARAH KLENTENG HIAN THIANG SIANG TEE DAN KLENTENG HOK
TIK TJING SIEN SEBAGAI PARIWISATA BERKELANJUTAN KABUPATEN JEPARA
Untuk memenuhi tugas geografi semester 1 kelas 11 IPS 2

NAMA KELOMPOK 5 :
1.
Ahmad Rize q (01)
2.
Khanifah Damayanti (20)
3.
Lidia Tri Rahayu (23)
4.
Nursha Setya Prihatin (28)
5.
Sakti Indrawan (33)
6.
Siti Nafisah (37)
SMA NEGERI 1 WELAHAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 6
2.1 LandasanTeori............................................................................................................. 6
Definisi konseptual pariwisata
berkelanjutan.................................................. 6
Prinsip pembangunan pariwisata
berkelanjutan............................................... 7
1.Teori Pembangunan Pariwisata.................................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................... 12
Sejarah
Keadaan Klenteng............................................................................................... 13
Solusi
yang digunakan Untuk Mengembangkan Pariwisata............................................. 15
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 16
4.2 Saran............................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 17
LAMPIRAN..................................................................................................................... 18
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami
sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “BANGUNAN BERSEJARAH
KLENTENG HIAN THIANG SIANG TEE DAN
KLENTENG HOK TIK TJING SIEN SEBAGAI PARIWISATA BERKELANJUTAN”
Makalah ini berisikan tentang informasi klenteng Hian Tiang Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing Sian berserta solusi dalam mengembangkan wisata dengan prinsip pariwisata berkelanjutan. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua .Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga TUHAN
senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Jepara, 20 Oktober 2017
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian wisata adalah bepergian secara
bersama-sama dengan tujuan untuk bersenang-senang, menambah pengetahuan, dan
lain-lain. Selain itu juga dapat diartikan sebagai bertamasya atau
piknik.Menurut pendapat saya sendiri, pengertian wisata adalah suatu kegiatan
perjalanan atau aktifitas yang dapat menenangkan hati dan pikiran serta
menyegarkan otak.Menurut Wikipedia, pengertian pariwisata adalah suatu kegiatan
perjalanan yang dilakukan dengan tujuan liburan atau rekreasi.
Menurut Undang-Undang, pariwisata adalah segala macam kegiatan wisata yang dilayani
oleh pemerintah, masyarakat, atau pengusaha beserta dengan fasilitasnya.Menurut
Robert McIntosh, pengertian pariwisata adalah gabungan dari interaksi antara
pemerintah selaku tuan rumah pariwisata, bisnis, dan wisatawan.Menurut Richard
Sihite, pengertian pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan dalam
jangka waktu pendek atau sementara dengan tujuan selain mencari nafkah.Kata
pariwisata yang berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari 2 bagian yaitu
“pari” dan “wisata”. Kata “pari” memiliki pengertian bersama, atau berkeliling,
sedangkan kata “wisata” memiliki pengertian perjalanan. Bila digabungkan,
pariwisata memiliki pengertian melakukan kegiatan perjalanan berkeliling
meninggalkan tempat awal, menuju ke tempat yang lain.Menurut
kami, pariwisata adalah kegiatan rekreasi sekaligus belajar tentang tempat yang
dikunjungi dan bis menambah wawasan kita.
Indonesia merupakan negara yang amat kaya. Baik dari
potensi sumber daya alamnya maupun potensi sumber daya dari budaya manusia.
Indonesia kaya akan budaya yang memiliki sejarah dan keunikan tersendiri. Salah
satu dari budaya manusia adalah bangunan. Di Indonesia banyak bangunan yang
memiliki sejarah dan memiliki daya tarik bagi pariwisata.Pariwisata di Jepara
banyak sekali pilihannya. Mulai dari pariwisata pantai, air terjun, alamnya,
benteng, museum hingga bangunan bersejarah. Bangunan yang memilki daya tarik
pariwisata dan sejarah adalah klenteng. Bangunan tempat ibadah ini memilki potensi
dalam hal pariwisata maupun sejarah. Klenteng memiliki arsitektur yang menarik
sehingga memiliki potensi untuk pariwisata.
Pariwisata pada akhir akhir ini sering mengangkat
pariwisata berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang
memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini dan masa
depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat
setempat.Klenteng Hian Tian Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing Sien adalah
klenteng yang akan kami bahas pada makalah ini. Dua klenteng tersebut adalah
klenteng bersejarah yang di miliki kecamatan Welahan kabupaten Jepara. Dua
klenteng tersebut merupakan klenteng tertua di Indonesia.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Bagaimana
sejarah dan keadaan klenteng Hian Tian Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing
Sien?
b. Bagaimana
solusi yang bisa digunakan untuk mengembangkan pariwisata tersebut?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan
Teori
Pariwisata
berkelanjutan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pariwisata yang
memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa
depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat
setempat.
Definisi Konseptual Pariwisata Berkelanjutan
Praktek
manajemen dan pedoman pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat diaplikasikan
ke semua bentuk aktifitas pariwisata di semua jenis destinasi wisata, termasuk
pariwisata massal dan berbagai jenis kegiatan pariwisata
lainnya.Prinsip-prinsip keberlanjutan mengacu pada aspek lingkungan, ekonomi,
dan sosial-budaya dari suatu destinasi wisata. Untuk menjamin keberlanjutan
jangka panjang, maka keseimbangan antar 3 dimensi tersebut harus dibangun
dengan baik.
Dengan demikian, aspek
dalam pembangunan pariwisata yang berkelanjutan harus:
1. Aspek Lingkungan
Memanfaatkan secara
optimal sumber daya lingkungan yang merupakan elemen
kunci dalam pengembangan pariwisata, mempertahankan proses
ekologi dan turut andil dalam melestarikan warisan alam dan keanekaragaman
hayati di suatu destinasi wisata.
2. Aspek Ekonomi
Memastikan kegiatan
ekonomi jangka panjang yang layak, memberikan manfaat sosial ekonomi kepada
semua stakeholder dengan adil, seperti pekerjaan tetap, kesempatan mendapatkan
penghasilan (membuka usaha) dan pelayanan sosial kepada masyarakat lokal, serta
membantu mengurangi kemiskinan.
3. Aspek Sosial-Budaya
Menghormati keaslian
sosial budaya masyarakat setempat, melestarikan nilai-nilai warisan budaya dan
adat yang mereka bangun, dan berkontribusi untuk meningkatkan rasa toleransi
serta pemahaman antar-budaya.
Pengembangan pariwisata
berkelanjutan memerlukan partisipasi dari para stakeholder terkait serta
kepemimpinan politik yang kuat untuk memastikan adanya partisipasi yang aktif
dan kesepakatan antar stakeholder.
Pencapaian
pariwisata berkelanjutan merupakan proses yang berkesinambungan dan membutuhkan
pemantauan yang konstan, inovasi menganai langkah-langkah pencegahan dan
perbaikan yang diperlukan terhadap dampak dari kegiatan pariwisata juga harus terus
dilakukan.Pariwisata berkelanjutan juga harus menjaga tingkat kepuasan dan
memastikan pengalaman yang berarti untuk para wisatawan, meningkatkan kesadaran
mereka tentang isu-isu keberlanjutan dan mengajak wisatawan untuk turut serta
mempromosikan praktik pengelolaan lingkungan yang baik di sekitar mereka.
Prinsip
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Pembangunan
pariwisata berkelanjutan, seperti disebutkan dalam Piagam Pariwisata
Berkelanjutan, adalah pembangunan yang dapat didukung secara ekologis sekaligus
layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat.
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk
mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan,
pemanfaatan, dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan.
Hal
tersebut hanya dapat terlaksana dengan sistem penyelenggaraan kepemerintahan
yang baik (good governance) yang melibatkan partisipasi aktif dan
seimbang antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan demikian,
pembangunan berkelanjutan tidak saja terkait dengan isu-isu lingkungan, tetapi
juga isu demokrasi, hak asasi manusia, dan isu lain yang lebih luas. Tak dapat
dipungkiri, hingga saat ini konsep pembangunan berkelanjutan tersebut dianggap
sebagai “resep” pembangunan terbaik, termasuk pembangunan pariwisata.
Pembangunan pariwisata
yang berkelanjutan dapat dikenali melalui prinsip-prinsipnya yang dielaborasi
berikut ini. Prinsip-prinsip tersebut, antara lain partisipasi, keikutsertaan
para pelaku (stakeholders), kepemilikan lokal, penggunaan sumber daya
secara berkelanjutan, mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, perhatian terhadap
daya dukung, monitor dan evaluasi, akuntabilitas, pelatihan serta promosi.
Partisipasi
Masyarakat
setempat harus mengawasi atau mengontrol pembangunan pariwisata dengan ikut
terlibat dalam menentukan visi pariwisata, mengidentifikasi sumber-sumber daya
yang akan dipelihara dan ditingkatkan, serta mengembangkan tujuan-tujuan dan
strategi-strategi untuk pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata.
Masyarakat juga harus berpartisipasi dalam mengimplementasikan
strategi-strategi yang telah disusun sebelumnya.
Keikutsertaan Para Pelaku/Stakeholders Involvement
Para
pelaku yang ikut serta dalam pembangunan pariwisata meliputi kelompok dan institusi
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kelompok sukarelawan, pemerintah daerah,
asosiasi wisata, asosiasi bisnis, dan pihak-pihak lain yang berpengaruh dan
berkepentingan serta yang akan menerima dampak dari kegiatan pariwisata.
Kepemilikan Lokal
Pembangunan
pariwisata harus menawarkan lapangan pekerjaan yang berkualitas untuk
masyarakat setempat. Fasilitas penunjang kepariwisataan, seperti hotel,
restoran, dan sebagainya. seharusnya dapat dikembangkan dan dipelihara oleh
masyarakat setempat. Beberapa pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan dan
pelatihan bagi penduduk setempat serta kemudahan akses untuk para pelaku
bisnis/wirausahawan setempat benar-benar dibutuhkan dalam mewujudkan
kepemilikan lokal. Lebih lanjut, keterkaitan (linkages) antara pelaku-pelaku
bisnis dan masyarakat lokal harus diupayakan dalam menunjang kepemilikan lokal
tersebut.
Penggunaan Sumber Daya yang Berkelanjuta
Pembangunan
pariwisata harus dapat menggunakan sumber daya dengan berkelanjutan yang
artinya kegiatan-kegiatannya harus menghindari penggunaan sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui (irreversible) secara berlebihan. Hal ini
juga didukung dengan keterkaitan lokal dalam tahap perencanaan, pembangunan,
dan pelaksanaan, sehingga pembagian keuntungan yang adil dapat diwujudkan.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pariwisata harus menjamin bahwa sumber daya alam
dan buatan dapat dipelihara dan diperbaiki dengan menggunakan kriteria-kriteria
dan standar-standar internasional.
Mewadahi Tujuan-tujuan Masyarakat
Tujuan-tujuan
masyarakat hendaknya dapat diwadahi dalam kegiatan pariwisata agar kondisi yang
harmonis antara pengunjung/wisatawan, tempat, dan masyarakat setempat dapat
terwujud. Misalnya, kerja sama dalam wisata budaya atau cultural
tourism partnership dapat dilakukan mulai dari tahap perencanaan,
manajemen, sampai pada pemasaran.
Daya Dukung
Daya
dukung atau kapasitas lahan yang harus dipertimbangkan, meliputi daya dukung
fisik, alami, sosial, dan budaya. Pembangunan dan pengembangan harus sesuai dan
serasi dengan batas-batas lokal dan lingkungan. Rencana dan pengoperasiannya
seharusnya dievaluasi secara reguler sehingga dapat ditentukan
penyesuaian/perbaikan yang dibutuhkan. Skala dan tipe fasilitas wisata harus
mencerminkan batas penggunaan yang dapat ditoleransi (limits of acceptable
use).
Monitor dan Evaluasi
Kegiatan
monitor dan evaluasi pembangunan pariwisata berkelanjutan mencakup penyusunan
pedoman, evaluasi dampak kegiatan wisata serta pengembangan indikator-indikator
dan batasan-batasan untuk mengukur dampak pariwisata. Pedoman atau alat-alat
bantu yang dikembangkan tersebut harus mecakup skala nasional, regional, dan
lokal.
Akuntabilitas
Perencanaan
pariwisata harus memberi perhatian yang besar pada kesempatan mendapatkan
pekerjaan, pendapatan, dan perbaikan kesehatan masyarakat lokal yang tercermin
dalam kebijakan-kebijakan pembangunan. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
alam seperti tanah, air, dan udara harus menjamin akuntabilitas serta
memastikan bahwa sumber-sumber yang ada tidak dieksploitasi secara berlebihan.
Pelatihan
Pembangunan
pariwisata berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan program-program pendidikan dan
pelatihan untuk membekali pengetahuan masyarakat dan meningkatkan keterampilan
bisnis, vocational, dan profesional. Pelatihan sebaiknya meliputi
topik tentang pariwisata berkelanjutan, manajemen perhotelan, serta topik-topik
lain yang relevan.
Promosi
Pembangunan
pariwisata berkelanjutan juga meliputi promosi penggunaan lahan dan kegiatan
yang memperkuat karakter lansekap, sense of place, dan identitas
masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan dan penggunaan lahan tersebut seharusnya
bertujuan untuk mewujudkan pengalaman wisata yang berkualitas yang memberikan
kepuasan bagi pengunjung.
1.
Teori Pembangunan Pariwisata
Berkelanjutan Menurut Cronin (dalam Sharpley, 2000:1), pembangunan pariwisata
berkelanjutan merupakan pembangunan yang terfokus pada dua hal, yaitu
keberlanjutan pariwisata sebagai aktivitas ekonomi di satu sisi dan lainnya
mempertimbangkan pariwisata sebagai elemen kebijakan pembangunan berkelanjutan
yang lebih luas. Stabler & Goodall (dalam Sharpley, 2000:1), menyatakan
pembangunan pariwisata berkelanjutan harus konsisten atau sejalan dengan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Prinsip-prinsip
yang ditetapkan pemerintah Republik Indonesia tentang pembangunan pariwisata
berkelanjutan (Piagam Pariwisata Berkelanjutan, 1995) adalah 1) partisipasi, 2)
keikutsertaan para pelaku (stakeholder involvement), 3) kepemilikan lokal, 4)
penggunaan sumber daya yang berkelanjutan, 5) mewadahi tujuan-tujuan
masyarakat, 6) daya dukung, 7) monitor dan evaluasi, 8) akuntabilitas, 9)
pelatihan, 10) promosi. Pariwisata berkelanjutan adalah hubungan triangulasi
yang seimbang antara daerah tujuan wisata (host areas) dengan habitat dan
manusianya di mana tidak ada satupun stakehorder dapat merusak keseimbangan
(Sharpley, 2000:8).
Pendapat
yang hampir sama disampaikan Muller (1997:29) yang mengusulkan istilah The
Magic Pentagon yang merupakan keseimbangan antara elemen pariwisata, di mana
tidak ada satu faktor atau stakeholder yang mendominasi. The Magic Pentagon
meliputi ekonomi sehat, kesejahteraan masyarakat lokal, tidak mengubah alam,
budaya sehat, dan kepuasan wisatawan. Sasaran daripembangunan pariwisata
berkelanjutan ini adalah kelima isu tersebut diberikan porsi atau perlakuan
yang sama untuk memperoleh keseimbangan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan
dapat diimplementasikan ke dalam berbagai tingkatan nasional, regional atau
pada level kawasan. Pendekatan pariwisata berkelanjutan dalam konteks wawasan
baru, pengembangan sektor pariwisata dituntut untuk mengarah pada terwujudnya
tahapan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang mensyaratkan ketaatan pada:
a.
Prinsip pengembangan yang berpihak pada
keseimbangan aspek pelestarian dan pengembangan serta berorientasi ke depan
(jangka panjang).
b.
Penekanan nilai manfaat yang besar bagi
masyarakat setempat.
c.
Prinsip pengelolaan aset atau sumber
daya yang tidak merusak, namun berkelanjutan untuk jangka panjang baik secara
sosial, budaya, dan ekonomi.
d.
Adanya keselarasan sinergis antara
kebutuhan wisatawan, lingkungan hidup, dan masyarakat lokal. Antisipasi dan
monitoring terhadap proses perubahan yang terjadi akibat kegiatan pengembangan
pariwisata.
e.
Pengembangan pariwisata harus mampu
mengembangkan apresiasi yang lebih peka dari masyarakat terhadap warisan budaya
dan lingkungan hidup.
BAB III
PEMBAHASAN
Sejarah
dan keadaan klenteng Hian Tian Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing Sien
Di
Welahan Jepara, lebih tepatnya di desa Welahan kecamatan Welahan kabupaten
Jepara, ada dua bangunan bersejarah berupa klenteng. Klenteng tersebut
diperkirakan sebagai salah satu klenteng tertua di Indonesia.
Di
Welahan, terdapat dua klenteng sekaligus. Dua klenteng sekaligus yaitu klenteng
Hian Tian Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing Sien. Klenteng Hian Tian Siang
Tee terletak di sebelah utara, lebih tepatnya terletak di RT 05 RW 04 Welahan.
Klenteng Hian Tiang Siang Tee atau klenteng dewa langit itu memiliki sejarah
yang unik. Dibawah ini adalah sejarah mengenai klenteng Hian Tian Siang Tee.
Sejarah
Pada tahun
1830, ketika Gubernur Jendral Belanda Johanes Graaf Van Bosch berkuasa di
Indonesia, yang pada waktu itu disebut penjajahan Hindia Belanda, datanglah
seorang Tionghoa totok dari Tiongkok bernama Tan Siang Boe. Kepergiannya dari
Tiongkok menuju ke Asia Tenggara tersebut perlu mencari saudara tuanya bernama
Tan Siang Djie di Indonesia. Sewaktu berangkat dari Tiongkok bersamaan dalam
satu perahu yang ada di dalamnya seorang Tasugagu Pendeta dimana
Tasu tersebut selesai bersemedi dari Pho To San di wilayah daratan Tiongkok,
yang merupakan tempat pertapaan dari paduka menteri/ kaisa “ Hian Thian Siang
Tee “. Di tengah perjalanan tasu tersebut jatuh sakit, sehingga dirawat Tan
Siang Hoe dengan bekal obat – obatan yang dibawanya dari Tiongkok, sehingga
sembuh. Sebagai terima kasih, Tan Siang Boe diberikan satu kantong yang berisi
barang–barang pusaka kuno Tiongkok antara lain sehelai sien tjiang (kertas
halus bergambar Paduka Hian Thiam Siang Tee), sebilah po kiam (pedang
Tiongkok), satu hio lauw (tempat abu), dan satu jilid tjioe hwat (buku
pengobatan/ramalan).
Setelah Tan
Siang Boe tiba di Semarang, menginap di rumah perkumpulan “Kong Kwan”
memperoleh keterangan bahwa saudara tuanya / kakaknya ada di daerah Welahan
Jepara, maka dia pergi untuk menjumpai Tan Siang Djie di tempat tersebut. Di
sana dia dapat berjumpa dengan saudara tuanya yang masih mondok berkumpul dalam
satu rumah dengan keluarga Liem Tjoe Tien. Rumah tersebut masih ada terletak di
Gang Pinggir Welahan dan rumah itu sampai sekarang dipergunakan tempat buat
menyimpan pusaka kuno “klenteng”sebagai tempat pemujaan dan dihormati oleh
setiap orang Tionghoa yang mempercayainya, setelah beberapa waktu lamanya, Tan
Siang Boe menetap dengan kakaknya di Welahan, maka pada suatu hari pergilah ia
bekerja di lain daerah, sedangkan barang yang berisi pusaka kuno tersebut
dititipkan kepada kakaknya.
Mengingat
keselamatan akan barang-barang titipan tersebut maka oleh Tan Siang Djie barang
tersebut dititipkan kepada pemilik rumah Liem Tjoe Tien yang selalu disimpan di
atas loteng dari rumah yang didiami. Pada waktu itu, pada umumnya masih belum
mengetahui barang pusaka apakah gerang yang tersimpan di atas loteng itu.
Selama dalam penyimpanan di atas loteng tersebut setiap tanggal tiga yaitu hari
lahir “sha gwe” yakni hari Imlex Seng Tam Djiet dari Hian Thiam Siang Tee,
keluarlah daya ghaib dari barang pusaka tersebut mengeluarkan cahaya api
seperti barang terbakar, sewaktu-waktu keluarlah ular naga dan kura-kura yang
sangat menakjubkan bagi seisi rumah. Dengan kejadian itu dipanggilah Tan Siang
Boe yang semula menitipkan barang tersebut untuk kembali ke Welahan guna mebuka
pusaka yang tersimpan di dalam kantong tersebut. Setelah dibuka dan
diperlihatkan kepada orang-orang seisi rumah sambil menuturkan tentang asal
mula barang tersebut sehingga ia dapat memiliki pusaka kuno Tiongkok. Dengan
adanya asal mula pusaka tersebut maka orang-orang seisi rumah mempunyai
kepercayaan bahwa pusaka kuno itu adalah wasiat peninggalan dari Paduka Hian
Thiam Siang Tee maka dipujanya menurut adapt leluhur.
Pada suatu
hari Lie Tjoe Tien sakit keras dan penyakitnya dapat disembuhkan kembali dengan
kekuatan ghaib yang ada di pusaka, dengan kejadian itu maka dari percakapan
mulut ke mulut oleh banyak orang sehingga pusaka itu dikenal namanya,
dihormati, dan dipuja-puja oleh orang yang mempercayainya hingga
sekarang.Menurut keterangan, satu-satunya pusaka Tiongkok yang pertama kali di
Indonesia yang dibawa oleh Tan Siang Boe pusaka tersebut yang tersimpan di
Welahan sehingga ada perkataan lain bahwa keberadaan klenteng di Welahan adalah
yang paling tua di Indonesia.
Klenteng
Hian Thian Siang Tee memilki gaya bangunan seperti bangunan klenteng pada
umumnya. Bangunan banyak didominasi oleh warna merah. Didepan klenteng terdapat
sebuah tempat yang digunakan untuk pertunjukan wayang potehi atau wayang khas
China. Di dinding dinding luar tempat pertunjukan wayang potehi tersebut
terdapat ukiran ukiran yang amat indah khas China.Pada saat memasuki klenteng,
kita dapat melihat patung macan dan patung hewan yang melegenda bagi warga
China. Didalamnya dihiasi ukiran khas yang usianya amat tua hingga beratus
tahun. Hal itulah yang menjadi daya tarik wistawan untuk berkunjung ke klenteng
Hian Thian Siang Tee, baik masyarakat pengikut agama Kong hu Chu maupun masyarakat
pribumi itu sendiri.Di Klenteng Hian Thian Siang Tee juga digunakan untuk
pengobatan. Menurut narasumber yang kami wawancarai, yang kebetulan merupakan
juru kuinci dari klenteng tersebut, bapak Woto, menurut beliau dahulu Raden
Ajeng Kartini pernah berobat kesana. Jadi, Klenteng Hian Thian Siang Tee
terkenal bukan hanya karena bangunannya tetapi juga karena pengobatannya.
Klenteng Hok
Tik Tjing Sien terletak di sebelah selatan Klenteng Hian Thian Siang Tee.
Klenteng Hok Tik Tjing Sien menghadap ketimur, langsung menghadap pasar
Welahan. Bangunan klenteng Hok Tik Tjing Sien juga sama tuanya dengan Klenteng
Hian Thian Siang Tee.Secara administratif klenteng Hok Tik Tjing Sien terletak
di desa Welahan RT 06 RW 04 kecamatan
Welahan kabupaten Jepara.
Kondisi
klenteng dalam keadaan baik dan terawat. Masih banyak orang yang beribadat di
sana. Baik dari daerah Welahan, Jepara sendiri maupun dari luar kota misalnya
dari Semarang.
Pengembangan
dari klenteng yaitu berupa perwatan daerah sekitar klenteng. Selain itu, di
depan klenteng Hian Tian Siang Tee di bangun tempat untuk menyelenggarakan
pertunjukan wayang potehi dengan dinding yang di lukis indah khas ornamen China
yang banyak di jadikan foto bersama maupun berswafoto.
Solusi
yang bisa digunakan untuk mengembangkan pariwisata
Klenteng
yang berada di dalam gang bisa di kembangkan dengan mengecat dinding sekitar
gang masuk menuju klenteng dengan warna merah atau emas yang merupakan warna
hoki bagi orang cina. Lukisan bisa berupa naga atau hewan khas China. Sebelum
masuk gang bisa di bangun gapura khas yang bisa menarik wisatawan. Di atas gang
itu bisa di pasang lampion, ornamen khas China sehingga bisa menjadi objek foto
bagi wisatawan dan bisa menarik wisatawan baik lokal maupun luar daerah.Sebelum
masuk gang atau di sekitar klenteng, kebersihan harus betul betul diperhatiakan
agar wisatawan nyaman dalam berkunjung ke klenteng. Keadaan di sekitar pasar
harus ditata dan pemerintah daerah harus bekerja sama dengan masyaratak sekitar
demi tercapainya suasana yang nyaman untuk pariwisata.Pemerintah daerah harus
gencar gencarnya dalam mempromosikan klenteng bersejarah tersebut. Misalnya
dengan bekerja sama dengan pihak klenteng agar ketika klenteng sedang
menyelenggarakan event, pemerintah dapat membantu dan secara otomatis dapat
mempromosikan wisata tersebut.
Daerah sekitar
klenteng juga harus dikembangkan oleh oleh khas China. Masyarakat juga harus
diberdayakan untuk menghadapi pariwisata dengan kelompok kelompok karya yang
nantinya hasil karya itu bisa di jual dan menjadi oleh oleh khas China atupun
khas klenteng.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
KESIMPULAN
Klenteng Hian Thiang Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing Sien merupakan
bangunan bersejarah yang terletak di Jepara khususnya di daerah Welahan.
Klenteng tersebut merupakan salah satu klenteng tertua di Indonesia. Klenteng
yang terletak berdekatan pasar ini, sangat potensial di jadikan pariwisata
berkelanjutan karena aset yang ada di dalamnya. Klenteng ini menyimpan banyak
sejarah dan keunikan. Selain itu, setiap tahun pasti akan di adakan cembeng
sebagai upaya menarik wisatawan. Pariwisata di jadikan sebagai rekreasi untuk
wisata sejarah, keunikan bangunan maupun untuk wisata berswafoto.
2. SARAN
Upaya dalam pengembangan pariwisata butuh dukungan dari pemerintah.
Pemerintah perlu ikut andil dan mendukung demi tercapainya sebuah kesuksesan
dari pariwisata itu sendiri. Peran masyarakat sekitar juga sangat penting.
Misal mendukung setiap event yang diadakan oleh klenteng.
Pemerintah dengan upaya promosi dan pendanaan untuk pengelolaan wisata.
Selain itu, perlu di bentuk badan untuk menyukseskan pariwisata di Jepara
khususnya agar progam pariwisata berkelanjutan bisa berjalan dengan lancar.
Masayarakat juga dapat berperan dengan ikut menjaga pariwisata berupa
disini bangunan klenteng. Masyarakat dapat mengelola daerah sekitar klenteng untuk
dapat menarik dan mnggunakan kesempatan untuk berwira usaha.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
![]() |
|
![]() |


![]() |
![]() |


Tidak ada komentar:
Posting Komentar