Kamis, 08 Februari 2018

Makalah Bangunan Bersejarah Klenteng Welahan


MAKALAH BANGUNAN BERSEJARAH KLENTENG HIAN THIANG SIANG TEE DAN KLENTENG HOK TIK TJING SIEN SEBAGAI PARIWISATA BERKELANJUTAN KABUPATEN JEPARA
Untuk memenuhi tugas geografi semester 1 kelas 11 IPS 2



NAMA KELOMPOK 5 :
1.     Ahmad Rize         q                 (01)
2.     Khanifah Damayanti     (20)
3.     Lidia Tri Rahayu           (23)
4.     Nursha Setya Prihatin   (28)
5.     Sakti Indrawan              (33)
6.     Siti Nafisah                    (37)



SMA NEGERI 1 WELAHAN
TAHUN AJARAN 2017/2018

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................      1
DAFTAR ISI....................................................................................................................      2
KATA PENGANTAR......................................................................................................      3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................      4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................      4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................      5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................      6
2.1 LandasanTeori.............................................................................................................      6
Definisi konseptual pariwisata berkelanjutan..................................................      6
Prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan...............................................      7
1.Teori Pembangunan Pariwisata....................................................................    10
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................    12
Sejarah Keadaan  Klenteng...............................................................................................    13
Solusi yang digunakan Untuk Mengembangkan Pariwisata.............................................    15
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................    16
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................    16
4.2 Saran............................................................................................................................    16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................    17
LAMPIRAN.....................................................................................................................    18




KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “BANGUNAN BERSEJARAH KLENTENG HIAN THIANG  SIANG TEE DAN KLENTENG HOK TIK TJING SIEN SEBAGAI PARIWISATA BERKELANJUTAN
Makalah ini berisikan tentang informasi klenteng Hian Tiang Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing Sian berserta solusi dalam mengembangkan wisata dengan prinsip pariwisata berkelanjutan. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua .Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga TUHAN senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.

Jepara, 20 Oktober 2017

PENYUSUN









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian wisata adalah bepergian secara bersama-sama dengan tujuan untuk bersenang-senang, menambah pengetahuan, dan lain-lain. Selain itu juga dapat diartikan sebagai bertamasya atau piknik.Menurut pendapat saya sendiri, pengertian wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau aktifitas yang dapat menenangkan hati dan pikiran serta menyegarkan otak.Menurut Wikipedia, pengertian pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dengan tujuan liburan atau rekreasi.
Menurut Undang-Undang, pariwisata adalah segala macam kegiatan wisata yang dilayani oleh pemerintah, masyarakat, atau pengusaha beserta dengan fasilitasnya.Menurut Robert McIntosh, pengertian pariwisata adalah gabungan dari interaksi antara pemerintah selaku tuan rumah pariwisata, bisnis, dan wisatawan.Menurut Richard Sihite, pengertian pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan dalam jangka waktu pendek atau sementara dengan tujuan selain mencari nafkah.Kata pariwisata yang berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari 2 bagian yaitu “pari” dan “wisata”. Kata “pari” memiliki pengertian bersama, atau berkeliling, sedangkan kata “wisata” memiliki pengertian perjalanan. Bila digabungkan, pariwisata memiliki pengertian melakukan kegiatan perjalanan berkeliling meninggalkan tempat awal, menuju ke tempat yang lain.Menurut kami, pariwisata adalah kegiatan rekreasi sekaligus belajar tentang tempat yang dikunjungi dan bis menambah wawasan kita.
Indonesia merupakan negara yang amat kaya. Baik dari potensi sumber daya alamnya maupun potensi sumber daya dari budaya manusia. Indonesia kaya akan budaya yang memiliki sejarah dan keunikan tersendiri. Salah satu dari budaya manusia adalah bangunan. Di Indonesia banyak bangunan yang memiliki sejarah dan memiliki daya tarik bagi pariwisata.Pariwisata di Jepara banyak sekali pilihannya. Mulai dari pariwisata pantai, air terjun, alamnya, benteng, museum hingga bangunan bersejarah. Bangunan yang memilki daya tarik pariwisata dan sejarah adalah klenteng. Bangunan tempat ibadah ini memilki potensi dalam hal pariwisata maupun sejarah. Klenteng memiliki arsitektur yang menarik sehingga memiliki potensi untuk pariwisata.
Pariwisata pada akhir akhir ini sering mengangkat pariwisata berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat.Klenteng Hian Tian Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing Sien adalah klenteng yang akan kami bahas pada makalah ini. Dua klenteng tersebut adalah klenteng bersejarah yang di miliki kecamatan Welahan kabupaten Jepara. Dua klenteng tersebut merupakan klenteng tertua di Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Bagaimana sejarah dan keadaan klenteng Hian Tian Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing Sien?
b.      Bagaimana solusi yang bisa digunakan untuk mengembangkan pariwisata tersebut?




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Landasan Teori
Pariwisata berkelanjutan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pariwisata yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat.

Definisi Konseptual Pariwisata Berkelanjutan
Praktek manajemen dan pedoman pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat diaplikasikan ke semua bentuk aktifitas pariwisata di semua jenis destinasi wisata, termasuk pariwisata massal dan berbagai jenis kegiatan pariwisata lainnya.Prinsip-prinsip keberlanjutan mengacu pada aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial-budaya dari suatu destinasi wisata. Untuk menjamin keberlanjutan jangka panjang, maka keseimbangan antar 3 dimensi tersebut harus dibangun dengan baik.
Dengan demikian, aspek dalam pembangunan pariwisata yang berkelanjutan harus:
1.      Aspek Lingkungan
Memanfaatkan secara optimal sumber daya lingkungan yang merupakan elemen kunci dalam pengembangan pariwisata, mempertahankan proses ekologi dan turut andil dalam melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati di suatu destinasi wisata.
2.      Aspek Ekonomi
Memastikan kegiatan ekonomi jangka panjang yang layak, memberikan manfaat sosial ekonomi kepada semua stakeholder dengan adil, seperti pekerjaan tetap, kesempatan mendapatkan penghasilan (membuka usaha) dan pelayanan sosial kepada masyarakat lokal, serta membantu mengurangi kemiskinan.
3.      Aspek Sosial-Budaya
Menghormati keaslian sosial budaya masyarakat setempat, melestarikan nilai-nilai warisan budaya dan adat yang mereka bangun, dan berkontribusi untuk meningkatkan rasa toleransi serta pemahaman antar-budaya.
Pengembangan pariwisata berkelanjutan memerlukan partisipasi dari para stakeholder terkait serta kepemimpinan politik yang kuat untuk memastikan adanya partisipasi yang aktif dan kesepakatan antar stakeholder.
Pencapaian pariwisata berkelanjutan merupakan proses yang berkesinambungan dan membutuhkan pemantauan yang konstan, inovasi menganai langkah-langkah pencegahan dan perbaikan yang diperlukan terhadap dampak dari kegiatan pariwisata juga harus terus dilakukan.Pariwisata berkelanjutan juga harus menjaga tingkat kepuasan dan memastikan pengalaman yang berarti untuk para wisatawan, meningkatkan kesadaran mereka tentang isu-isu keberlanjutan dan mengajak wisatawan untuk turut serta mempromosikan praktik pengelolaan lingkungan yang baik di sekitar mereka.

Prinsip Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan, seperti disebutkan dalam Piagam Pariwisata Berkelanjutan, adalah pembangunan yang dapat didukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Pembangunan berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan.
Hal tersebut hanya dapat terlaksana dengan sistem penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) yang melibatkan partisipasi aktif dan seimbang antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan tidak saja terkait dengan isu-isu lingkungan, tetapi juga isu demokrasi, hak asasi manusia, dan isu lain yang lebih luas. Tak dapat dipungkiri, hingga saat ini konsep pembangunan berkelanjutan tersebut dianggap sebagai “resep” pembangunan terbaik, termasuk pembangunan pariwisata.
Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dapat dikenali melalui prinsip-prinsipnya yang dielaborasi berikut ini. Prinsip-prinsip tersebut, antara lain partisipasi, keikutsertaan para pelaku (stakeholders), kepemilikan lokal, penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, perhatian terhadap daya dukung, monitor dan evaluasi, akuntabilitas, pelatihan serta promosi.

Partisipasi
Masyarakat setempat harus mengawasi atau mengontrol pembangunan pariwisata dengan ikut terlibat dalam menentukan visi pariwisata, mengidentifikasi sumber-sumber daya yang akan dipelihara dan ditingkatkan, serta mengembangkan tujuan-tujuan dan strategi-strategi untuk pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata. Masyarakat juga harus berpartisipasi dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang telah disusun sebelumnya.

Keikutsertaan Para Pelaku/Stakeholders Involvement
Para pelaku yang ikut serta dalam pembangunan pariwisata meliputi kelompok dan institusi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kelompok sukarelawan, pemerintah daerah, asosiasi wisata, asosiasi bisnis, dan pihak-pihak lain yang berpengaruh dan berkepentingan serta yang akan menerima dampak dari kegiatan pariwisata.

Kepemilikan Lokal
Pembangunan pariwisata harus menawarkan lapangan pekerjaan yang berkualitas untuk masyarakat setempat. Fasilitas penunjang kepariwisataan, seperti hotel, restoran, dan sebagainya. seharusnya dapat dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Beberapa pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan bagi penduduk setempat serta kemudahan akses untuk para pelaku bisnis/wirausahawan setempat benar-benar dibutuhkan dalam mewujudkan kepemilikan lokal. Lebih lanjut, keterkaitan (linkages) antara pelaku-pelaku bisnis dan masyarakat lokal harus diupayakan dalam menunjang kepemilikan lokal tersebut.

Penggunaan Sumber Daya yang Berkelanjuta
Pembangunan pariwisata harus dapat menggunakan sumber daya dengan berkelanjutan yang artinya kegiatan-kegiatannya harus menghindari penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (irreversible) secara berlebihan. Hal ini juga didukung dengan keterkaitan lokal dalam tahap perencanaan, pembangunan, dan pelaksanaan, sehingga pembagian keuntungan yang adil dapat diwujudkan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pariwisata harus menjamin bahwa sumber daya alam dan buatan dapat dipelihara dan diperbaiki dengan menggunakan kriteria-kriteria dan standar-standar internasional.

Mewadahi Tujuan-tujuan Masyarakat
Tujuan-tujuan masyarakat hendaknya dapat diwadahi dalam kegiatan pariwisata agar kondisi yang harmonis antara pengunjung/wisatawan, tempat, dan masyarakat setempat dapat terwujud. Misalnya, kerja sama dalam wisata budaya atau cultural tourism partnership dapat dilakukan mulai dari tahap perencanaan, manajemen, sampai pada pemasaran.

Daya Dukung
Daya dukung atau kapasitas lahan yang harus dipertimbangkan, meliputi daya dukung fisik, alami, sosial, dan budaya. Pembangunan dan pengembangan harus sesuai dan serasi dengan batas-batas lokal dan lingkungan. Rencana dan pengoperasiannya seharusnya dievaluasi secara reguler sehingga dapat ditentukan penyesuaian/perbaikan yang dibutuhkan. Skala dan tipe fasilitas wisata harus mencerminkan batas penggunaan yang dapat ditoleransi (limits of acceptable use).

Monitor dan Evaluasi
Kegiatan monitor dan evaluasi pembangunan pariwisata berkelanjutan mencakup penyusunan pedoman, evaluasi dampak kegiatan wisata serta pengembangan indikator-indikator dan batasan-batasan untuk mengukur dampak pariwisata. Pedoman atau alat-alat bantu yang dikembangkan tersebut harus mecakup skala nasional, regional, dan lokal.

Akuntabilitas
Perencanaan pariwisata harus memberi perhatian yang besar pada kesempatan mendapatkan pekerjaan, pendapatan, dan perbaikan kesehatan masyarakat lokal yang tercermin dalam kebijakan-kebijakan pembangunan. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam seperti tanah, air, dan udara harus menjamin akuntabilitas serta memastikan bahwa sumber-sumber yang ada tidak dieksploitasi secara berlebihan.


Pelatihan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan program-program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan masyarakat dan meningkatkan keterampilan bisnis, vocational, dan profesional. Pelatihan sebaiknya meliputi topik tentang pariwisata berkelanjutan, manajemen perhotelan, serta topik-topik lain yang relevan.

Promosi
Pembangunan pariwisata berkelanjutan juga meliputi promosi penggunaan lahan dan kegiatan yang memperkuat karakter lansekap, sense of place, dan identitas masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan dan penggunaan lahan tersebut seharusnya bertujuan untuk mewujudkan pengalaman wisata yang berkualitas yang memberikan kepuasan bagi pengunjung.

1.    Teori Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Menurut Cronin (dalam Sharpley, 2000:1), pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan pembangunan yang terfokus pada dua hal, yaitu keberlanjutan pariwisata sebagai aktivitas ekonomi di satu sisi dan lainnya mempertimbangkan pariwisata sebagai elemen kebijakan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas. Stabler & Goodall (dalam Sharpley, 2000:1), menyatakan pembangunan pariwisata berkelanjutan harus konsisten atau sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Prinsip-prinsip yang ditetapkan pemerintah Republik Indonesia tentang pembangunan pariwisata berkelanjutan (Piagam Pariwisata Berkelanjutan, 1995) adalah 1) partisipasi, 2) keikutsertaan para pelaku (stakeholder involvement), 3) kepemilikan lokal, 4) penggunaan sumber daya yang berkelanjutan, 5) mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, 6) daya dukung, 7) monitor dan evaluasi, 8) akuntabilitas, 9) pelatihan, 10) promosi. Pariwisata berkelanjutan adalah hubungan triangulasi yang seimbang antara daerah tujuan wisata (host areas) dengan habitat dan manusianya di mana tidak ada satupun stakehorder dapat merusak keseimbangan (Sharpley, 2000:8).
Pendapat yang hampir sama disampaikan Muller (1997:29) yang mengusulkan istilah The Magic Pentagon yang merupakan keseimbangan antara elemen pariwisata, di mana tidak ada satu faktor atau stakeholder yang mendominasi. The Magic Pentagon meliputi ekonomi sehat, kesejahteraan masyarakat lokal, tidak mengubah alam, budaya sehat, dan kepuasan wisatawan. Sasaran daripembangunan pariwisata berkelanjutan ini adalah kelima isu tersebut diberikan porsi atau perlakuan yang sama untuk memperoleh keseimbangan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat diimplementasikan ke dalam berbagai tingkatan nasional, regional atau pada level kawasan. Pendekatan pariwisata berkelanjutan dalam konteks wawasan baru, pengembangan sektor pariwisata dituntut untuk mengarah pada terwujudnya tahapan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang mensyaratkan ketaatan pada:
a.      Prinsip pengembangan yang berpihak pada keseimbangan aspek pelestarian dan pengembangan serta berorientasi ke depan (jangka panjang).
b.      Penekanan nilai manfaat yang besar bagi masyarakat setempat.
c.      Prinsip pengelolaan aset atau sumber daya yang tidak merusak, namun berkelanjutan untuk jangka panjang baik secara sosial, budaya, dan ekonomi.
d.      Adanya keselarasan sinergis antara kebutuhan wisatawan, lingkungan hidup, dan masyarakat lokal. Antisipasi dan monitoring terhadap proses perubahan yang terjadi akibat kegiatan pengembangan pariwisata.
e.      Pengembangan pariwisata harus mampu mengembangkan apresiasi yang lebih peka dari masyarakat terhadap warisan budaya dan lingkungan hidup.















BAB III
PEMBAHASAN

Sejarah dan keadaan klenteng Hian Tian Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing Sien
Di Welahan Jepara, lebih tepatnya di desa Welahan kecamatan Welahan kabupaten Jepara, ada dua bangunan bersejarah berupa klenteng. Klenteng tersebut diperkirakan sebagai salah satu klenteng tertua di Indonesia.
Di Welahan, terdapat dua klenteng sekaligus. Dua klenteng sekaligus yaitu klenteng Hian Tian Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing Sien. Klenteng Hian Tian Siang Tee terletak di sebelah utara, lebih tepatnya terletak di RT 05 RW 04 Welahan. Klenteng Hian Tiang Siang Tee atau klenteng dewa langit itu memiliki sejarah yang unik. Dibawah ini adalah sejarah mengenai klenteng Hian Tian Siang Tee.

Sejarah
Pada tahun 1830, ketika Gubernur Jendral Belanda Johanes Graaf Van Bosch berkuasa di Indonesia, yang pada waktu itu disebut penjajahan Hindia Belanda, datanglah seorang Tionghoa totok dari Tiongkok bernama Tan Siang Boe. Kepergiannya dari Tiongkok menuju ke Asia Tenggara tersebut perlu mencari saudara tuanya bernama Tan Siang Djie di Indonesia. Sewaktu berangkat dari Tiongkok bersamaan dalam satu perahu yang ada di dalamnya seorang Tasugagu Pendeta dimana Tasu tersebut selesai bersemedi dari Pho To San di wilayah daratan Tiongkok, yang merupakan tempat pertapaan dari paduka menteri/ kaisa “ Hian Thian Siang Tee “. Di tengah perjalanan tasu tersebut jatuh sakit, sehingga dirawat Tan Siang Hoe dengan bekal obat – obatan yang dibawanya dari Tiongkok, sehingga sembuh. Sebagai terima kasih, Tan Siang Boe diberikan satu kantong yang berisi barang–barang pusaka kuno Tiongkok antara lain sehelai sien tjiang (kertas halus bergambar Paduka Hian Thiam Siang Tee), sebilah po kiam (pedang Tiongkok), satu hio lauw (tempat abu), dan satu jilid tjioe hwat (buku pengobatan/ramalan).
Setelah Tan Siang Boe tiba di Semarang, menginap di rumah perkumpulan “Kong Kwan” memperoleh keterangan bahwa saudara tuanya / kakaknya ada di daerah Welahan Jepara, maka dia pergi untuk menjumpai Tan Siang Djie di tempat tersebut. Di sana dia dapat berjumpa dengan saudara tuanya yang masih mondok berkumpul dalam satu rumah dengan keluarga Liem Tjoe Tien. Rumah tersebut masih ada terletak di Gang Pinggir Welahan dan rumah itu sampai sekarang dipergunakan tempat buat menyimpan pusaka kuno “klenteng”sebagai tempat pemujaan dan dihormati oleh setiap orang Tionghoa yang mempercayainya, setelah beberapa waktu lamanya, Tan Siang Boe menetap dengan kakaknya di Welahan, maka pada suatu hari pergilah ia bekerja di lain daerah, sedangkan barang yang berisi pusaka kuno tersebut dititipkan kepada kakaknya.
Mengingat keselamatan akan barang-barang titipan tersebut maka oleh Tan Siang Djie barang tersebut dititipkan kepada pemilik rumah Liem Tjoe Tien yang selalu disimpan di atas loteng dari rumah yang didiami. Pada waktu itu, pada umumnya masih belum mengetahui barang pusaka apakah gerang yang tersimpan di atas loteng itu. Selama dalam penyimpanan di atas loteng tersebut setiap tanggal tiga yaitu hari lahir “sha gwe” yakni hari Imlex Seng Tam Djiet dari Hian Thiam Siang Tee, keluarlah daya ghaib dari barang pusaka tersebut mengeluarkan cahaya api seperti barang terbakar, sewaktu-waktu keluarlah ular naga dan kura-kura yang sangat menakjubkan bagi seisi rumah. Dengan kejadian itu dipanggilah Tan Siang Boe yang semula menitipkan barang tersebut untuk kembali ke Welahan guna mebuka pusaka yang tersimpan di dalam kantong tersebut. Setelah dibuka dan diperlihatkan kepada orang-orang seisi rumah sambil menuturkan tentang asal mula barang tersebut sehingga ia dapat memiliki pusaka kuno Tiongkok. Dengan adanya asal mula pusaka tersebut maka orang-orang seisi rumah mempunyai kepercayaan bahwa pusaka kuno itu adalah wasiat peninggalan dari Paduka Hian Thiam Siang Tee maka dipujanya menurut adapt leluhur.
Pada suatu hari Lie Tjoe Tien sakit keras dan penyakitnya dapat disembuhkan kembali dengan kekuatan ghaib yang ada di pusaka, dengan kejadian itu maka dari percakapan mulut ke mulut oleh banyak orang sehingga pusaka itu dikenal namanya, dihormati, dan dipuja-puja oleh orang yang mempercayainya hingga sekarang.Menurut keterangan, satu-satunya pusaka Tiongkok yang pertama kali di Indonesia yang dibawa oleh Tan Siang Boe pusaka tersebut yang tersimpan di Welahan sehingga ada perkataan lain bahwa keberadaan klenteng di Welahan adalah yang paling tua di Indonesia.
Klenteng Hian Thian Siang Tee memilki gaya bangunan seperti bangunan klenteng pada umumnya. Bangunan banyak didominasi oleh warna merah. Didepan klenteng terdapat sebuah tempat yang digunakan untuk pertunjukan wayang potehi atau wayang khas China. Di dinding dinding luar tempat pertunjukan wayang potehi tersebut terdapat ukiran ukiran yang amat indah khas China.Pada saat memasuki klenteng, kita dapat melihat patung macan dan patung hewan yang melegenda bagi warga China. Didalamnya dihiasi ukiran khas yang usianya amat tua hingga beratus tahun. Hal itulah yang menjadi daya tarik wistawan untuk berkunjung ke klenteng Hian Thian Siang Tee, baik masyarakat pengikut agama Kong hu Chu maupun masyarakat pribumi itu sendiri.Di Klenteng Hian Thian Siang Tee juga digunakan untuk pengobatan. Menurut narasumber yang kami wawancarai, yang kebetulan merupakan juru kuinci dari klenteng tersebut, bapak Woto, menurut beliau dahulu Raden Ajeng Kartini pernah berobat kesana. Jadi, Klenteng Hian Thian Siang Tee terkenal bukan hanya karena bangunannya tetapi juga karena pengobatannya.
Klenteng Hok Tik Tjing Sien terletak di sebelah selatan Klenteng Hian Thian Siang Tee. Klenteng Hok Tik Tjing Sien menghadap ketimur, langsung menghadap pasar Welahan. Bangunan klenteng Hok Tik Tjing Sien juga sama tuanya dengan Klenteng Hian Thian Siang Tee.Secara administratif klenteng Hok Tik Tjing Sien terletak di desa Welahan RT 06 RW 04  kecamatan Welahan kabupaten Jepara.
Kondisi klenteng dalam keadaan baik dan terawat. Masih banyak orang yang beribadat di sana. Baik dari daerah Welahan, Jepara sendiri maupun dari luar kota misalnya dari Semarang.
Pengembangan dari klenteng yaitu berupa perwatan daerah sekitar klenteng. Selain itu, di depan klenteng Hian Tian Siang Tee di bangun tempat untuk menyelenggarakan pertunjukan wayang potehi dengan dinding yang di lukis indah khas ornamen China yang banyak di jadikan foto bersama maupun berswafoto.



Solusi yang bisa digunakan untuk mengembangkan pariwisata
Klenteng yang berada di dalam gang bisa di kembangkan dengan mengecat dinding sekitar gang masuk menuju klenteng dengan warna merah atau emas yang merupakan warna hoki bagi orang cina. Lukisan bisa berupa naga atau hewan khas China. Sebelum masuk gang bisa di bangun gapura khas yang bisa menarik wisatawan. Di atas gang itu bisa di pasang lampion, ornamen khas China sehingga bisa menjadi objek foto bagi wisatawan dan bisa menarik wisatawan baik lokal maupun luar daerah.Sebelum masuk gang atau di sekitar klenteng, kebersihan harus betul betul diperhatiakan agar wisatawan nyaman dalam berkunjung ke klenteng. Keadaan di sekitar pasar harus ditata dan pemerintah daerah harus bekerja sama dengan masyaratak sekitar demi tercapainya suasana yang nyaman untuk pariwisata.Pemerintah daerah harus gencar gencarnya dalam mempromosikan klenteng bersejarah tersebut. Misalnya dengan bekerja sama dengan pihak klenteng agar ketika klenteng sedang menyelenggarakan event, pemerintah dapat membantu dan secara otomatis dapat mempromosikan wisata tersebut.
Daerah sekitar klenteng juga harus dikembangkan oleh oleh khas China. Masyarakat juga harus diberdayakan untuk menghadapi pariwisata dengan kelompok kelompok karya yang nantinya hasil karya itu bisa di jual dan menjadi oleh oleh khas China atupun khas klenteng.







KESIMPULAN DAN SARAN
1.      KESIMPULAN
Klenteng Hian Thiang Siang Tee dan klenteng Hok Tik Tjing Sien merupakan bangunan bersejarah yang terletak di Jepara khususnya di daerah Welahan. Klenteng tersebut merupakan salah satu klenteng tertua di Indonesia. Klenteng yang terletak berdekatan pasar ini, sangat potensial di jadikan pariwisata berkelanjutan karena aset yang ada di dalamnya. Klenteng ini menyimpan banyak sejarah dan keunikan. Selain itu, setiap tahun pasti akan di adakan cembeng sebagai upaya menarik wisatawan. Pariwisata di jadikan sebagai rekreasi untuk wisata sejarah, keunikan bangunan maupun untuk wisata berswafoto.
2.      SARAN
Upaya dalam pengembangan pariwisata butuh dukungan dari pemerintah. Pemerintah perlu ikut andil dan mendukung demi tercapainya sebuah kesuksesan dari pariwisata itu sendiri. Peran masyarakat sekitar juga sangat penting. Misal mendukung setiap event yang diadakan oleh klenteng.
Pemerintah dengan upaya promosi dan pendanaan untuk pengelolaan wisata. Selain itu, perlu di bentuk badan untuk menyukseskan pariwisata di Jepara khususnya agar progam pariwisata berkelanjutan bisa berjalan dengan lancar.
Masayarakat juga dapat berperan dengan ikut menjaga pariwisata berupa disini bangunan klenteng. Masyarakat dapat mengelola daerah sekitar klenteng untuk dapat menarik dan mnggunakan kesempatan untuk berwira usaha.


 










                                   

 









                                             


 











                        


 




                                                  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar